Sabtu, 07 November 2009

Sahabat,,kenapa menghindariKu..?

Sahabat kecilku yang sangat saya rindukan,kini kenapa menghindar dari diriku. Sahabat saya ini adalah seorang tuna wicara. Saya bersahabat dengannya sejak kecil, sampai sekarang pun masih bertetangga dengannya. Saya tidak merasa malu memiliki sahabat seorang tuna wicara, malah saya sangat senang dan bersyukur mempunyai seorang sahabat seperti dirinya. Karena dia memiliki semangat untuk belajar baca, menulis, dan mengaji itu waktu saya masih bersahabat dengan dirinya. Saya sering menghabiskan waktu kecil bermain dengan dirinya, seperti main rumah-rumahan, makan bareng, mengaji bareng dan kalau bulan puasa selalu solat taraweh bareng serta jalan-jalan pagi setelah sahur. Dia memang lebih tua usianya dibanding saya, tapi saya menganggapnya seperti seumuran lah dengannya.

Saya kalau berbicara dengannya paling dengan bahasa isyarat. Misalnya : kalau dia mencari saya dirumah,paling dia mengangkat tangan seperti orang hormat itu artinya umur saya dibawah dia. Dan banyak lagi bahasa isyarat yang saya tahu dari dirinya. Dia suka sekali dengan hewan kucing, sedangkan saya tidak suka sama hewan kucing. Sejak saya sekolah SMA, saya tidak bisa main lagi dengan dirinya. Bukan karena saya yang tidak mau main lagi dengan dirinya, tapi dirinya lah yang mulai menghindar dari saya. Padahal saya tetap mau bersahabat terus dengan dirinya sampai nanti. Tapi apa mau di kata, dia menghindari saya terus kalau saya ingin menyampa dirinya.

Saya mendapat info dari ibunya, kalau dia menghindari saya terus, karena kata ibunya dia malu kalau ketemu dengan saya. Terus saya bertanya kepada ibunya, kenapa malu ketemu dengan saya. Ibunya pun menjawab, dia malu ketemu dengan saya, karena dia seorang tuna wicara yang sudah dewasa. Jadi dia menutup dirinya dari siapa saja, karena malu dengan kekurangan yang dia miliki yaitu seorang tuna wicara. Padahal saya tidak menganggap dirinya seorang tuna wicara, melainkan saya menganggap dirinya seperti orang-orang normal lainnya. Saya bukan orang yang pilih-pilih teman untuk dijadikan sahabat. Tapi saya menerima seseorang sebagai sahabat itu apa adanya, tidak melihat dia kaya, cantik, pandai ataupun itu. Saya Cuma bisa berharap,,mudah-mudahan saya bisa komunikasi dengan sahabat kecilku ini. Sahabat kecilku,,sampai kapanpun saya tidak akan melupakanmu, walaupun kau merasa malu dengan kekuranganmu tapi saya tidak pernah malu mempunyai sahabat sepertiMu.